Bisakah Melaksanakan Pernikahan Beda Agama di Indonesia?

Pernikahan beda agama sudah menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Semenjak beberapa orang mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait status hukum nikah beda agama (NBA), perdebatan semakin ramai.

Nikah Beda Agama adalah realitas

Saat ini nikah beda agama adalah realitas. Jika mau ditelisik, sudah ribuan pasangan melaksanakan pernikahan beda agama di Indonesia. Salah satu teman saya, adalah seorang konsultan nikah beda agama. Dia sendiri adalah orang yang menikah beda agama, dan sekarang sudah dikaruniai dua orang anak. Teman saya tersebut sudah melayani konsultasi nikah beda agama mungkin sekitar 3 tahun. Dan pasangan yang sudah berhasil menikah sampai bulan September 2014 sekitar 560-an pasangan. angka tersebut baru di dapat dari satu orang konsultan.
Realitas kedua adalah saat ini kehidupan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi homogen. Akibat arus modernisasi dan urbanisasi, membuat orang dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang yang identitasnya beragam. Berbeda suku, budaya, bahasa, dan agama menjadi wajar kita temui. Semakin meningkatnya intensitas hubungan orang yang berbeda identitas akan semakin besar pula kemungkinan jatuh cinta dan akan menjalin hubungan asmara sampai ke jenjang pernikahan.

Jika terjalin cinta beda agama, lantas bagaimana?

Tentu pandangan masyarakat beragam, menyikapi pernikahan beda agama ini. Nikah merupakan salah satu hal yang sakral dari kehidupan manusia. Nikah menjadi momentum yang sangat penting dalam tangga kehidupan seseorang. Oleh sebab itu, tidak heran jika pernikahan selalu dihubungkan dengan agama atau kepercayaan tertentu. Bahkan dalam tradisi jawa dan tradisi adat lain, untuk pasangan yang hendak melaksanakan pernikahan makan akan dihitung dulu kelahirannya (weton). Jika wetonnya tidak cocok maka biasanya orang tua pasangan akan membatalkan pernikahan tersebut.

Dalam pandangan agama-agama, pernikahan beda agama merupakan suatu persoalan yang pelik. Dalam Islam misalnya, dalil yang digunakan untuk melarang pernikahan beda agama adalah sama dengan dalil yang dipakai untuk memperbolehkan nikah beda agama. Yang berbeda hanya penasfsiran ayat tersebut. Begitu juga dengan agama lain. (saya tidak banyak membahas hal ini, karena sensitif)

Lantas bagaimana pernikahan beda agama di Indonesia?

Saya bukan ahli hukum. Tapi saya akan bercerita terkait pengalaman orang-orang yang sudah menikah beda agama.

Kenyataannya, sebelum ramai perbincangan pernikahan beda agama ini terjadi. Sudah banyak orang yang telah melaksanakn pernikahan beda agama. Namun pelaksanaannya tidak dilaksankan di Indonesia. Banya pula artis indonesia yang melaksanakn pernikahan beda agama di luar negeri.

Anggapan banyak pasanagan yang ingin melaksanakan nikah beda agama, mereka harus melaksankan nikah beda agama diluar negeri seperti australia dan singapuran yang memperbolehkan nikah beda agama lalu kembali ke Indonesia untuk mencatatkan pernikahan di catatan sipil. Banyak orang yang melakukan hal tersebut. hal tersebut dilakukan karena, banyak kantor catatan sipil yang tidak mau atau tidak berani melakukan pencatatan pernikahan beda agama di Indonesia. Mereka berkilah karena belum ada Undang-Undang yang menaungi.

Namun, saat ini, berdasarkan informasi dari teman saya yang konsultan tersebut. ada beberapa kantor catatan sipil yang sudah berani untuk mencatatkan pernikahan beda agama. jadi pernikahan beda agama dapat dilakuakan di Indoensia.

Dan info terbaru, Majelis Tinggi Agama yang ada di Indonesia. Seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Kantor Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dll sudah menyatakan sikap bahwa Sah atau tidaknya nikah beda agama dikembalikan lagi kepada keputusan masing-masing agama.

Dan Negara wajib melakukan pencatatan sipil terhadap pasanga yang sudah dinyatakan sah oleh agama.

demikian sedikit sharing saya... semoga bermanfaat