5 Langkah Mendidik Anak Pluralis
Menjadi pluralis bukan berarti menyamaratakan
setiap agama. Jika menyamakan semua agama itu adalah sinkretisme. Menjadi
pluralis berarti menjadi pribadi yang damai dengan segala perbedaan
(pluralitas). Menerima segala bentuk perbedaan identitas di masyarakat, mulai
dari suku, agama, ras, status ekonomi, agama, dll.
Sayangnya kondisi pluralisme masyarakat
akhir-akhir ini tengah terusik. Berbagai tindakan intoleransi dan kekerasan
menghiasi mata anak-anak dan remaja melalui berbagai kaca media. Sengketa rumah
ibadah, ketegangan antar mazhab agama, penghakiman keabsahan agama menjadi isu
yang banyak di konsumsi remaja dewasa ini. Jika tidak diantisipasi kondisi
tersebut dapat terinternalisasi dalam alam bawah sadar mereka dan dicontoh
mereka di kemudian hari.
Oleh sebab itu, berikut ini langkah sederhana
mendidik anak supaya menjadi pribadi pluralis dan menghargai perbedaan:
1.
Jadi orang tua pluralis
Jika orang tua mendambakan anak yang
menghargai perbedaan, tentu harus dimulai dengan memberikan contoh nyata kepada
anak bahwa sikap pluralis itu indah. Oleh sebab itu, orang tua harus memulainya
terlebih dulu. Gus Dur menjadi bapak pluralisme karena Gus Dur kecil acap kali melihat
perdamaian dari ayahnya yang bersahabat dengan luar kelompoknya.
Anak-anak akan lebih mudah meniru
perbuatan kedua orang tuanya daripada sekedar menerima perintah.
2.
Tanamkan nilai universal
Timbulnya kebencian dan intoleransi
disebabkan karena pola berpikir seseorang tertutup, serta pendidikan yang sempit. Jadi, ajarkan kepada
putra-putri mengenai pentingnya sikap terbuka (open mind). Selain itu, jangan ragu untuk mengajarkan
nilai-nilai agama sebagai basis moral anak-anak. Sikap intoleran bukan berasal
pendidikan agama, namun pemahaman yang diberikan salah. Pendidikan agama selain
dimaknai sebagai benteng moralitas, juga dimaknai sebagai relasi keindahan
sebagai makhluk ciptaan tuhan yang beragam. Tanamkan nilai universal yang terdapat dalam
semua agama seperti keadilan, kemanusiaan, kejujuran, bertanggung jawab,
disiplin, dan menjaga lingkungan, dll.
3.
Tanamkan nilai demokrasi
Untuk menopang kehidupan yang damai dengan
segala jenis keberagaman, diperlukan suatu tatanan kenegaraan dan
kemasyarakatan yakni demokrasi. Menanamkan demokrasi secara sederhana berarti melatih
menyuarakan hak, menunaikan kewajiban, mentaati peraturan, serta menghargai hak
orang lain.
4.
Berikan arti penting perdamaian
Masa anak-anak dan remaja adalah masa yang
tidak akan terlupakan. Banyak kenangan yang akan disimpan dalam memori mereka
sampai mereka dewasa. Oleh sebab itu, berikan arti penting perdamaian. Damai itu
indah.
5.
Buat persaudaraan sejati
Jangan terlena dengan keadaan damai.
Karena hal tersebut bisa menjadikan anak apatis dan hanya ingin menikmati
perdamaiannya sendiri, tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Jalinlah persaudaraan
di luar lingkungannya. Ajaklah anak-anak anda sesekali bakti sosial. Ajak dia respect
terhadap kondisi sosial.
Demikian tips singkat mendidik anak pluralis,
semoga bermanfaat.
berita lainnya dapat dilihat di: icrp-online.org
KISAH SUKSES Erviendy ; lolos PNS guru lingkungan PEMDA lampung
BalasHapusAssalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar sumatra, Sudah 12 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 3 kali mengikuti ujian, dan membayar 45 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk JOKO SUTRISNO Selaku petinggi di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya jadi PNS, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim Berkas saya melalui Email, alhamdulillah No Nip dan SK saya akhirnya keluar, Jadi apapun keadaan anda skarang jangan pernah putus asa dan terus berusaha, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Dr.Drs.JOKO SUTRISNO,Ms Tlp:0823-21677798 Siapatau Beliau Masih Bisah Bantu.