Selamat Jalan Cendekiawan Muslim
Satu lagi cendekiawan, intellektual, sekaligus budayawan Indonesia meninggal dunia. Dia adalah Moeslim Abdurrahman, intellektual yang telah malang melintang mengembarai dunia pemikiran dan seorang pejuang demokrasi untuk Indonesia yang lebih baik.
Pria yang akrab dipanggil Kang Moeslim tersebut meninggal Jum’at malam pukul 20.10 WIB (06/07/2012) di RSCM. Dikabarkan sebelumnya Moeslim telah dirawat selama 2 hari di tempat yang sama karena komplikasi diabetes dan jantung.
Pria kelahiran 8 Agustus 1947 tersebut merupakan aktifis yang dikenal luas oleh berbagai kalangan yang menekankan pentingnya pengembangan demokrasi untuk kaum tertindas. Moeslim sempat mengenyam pendidikn di jurusan Antropologi, University Illinois, Urbana, Champagne, AS dan lulus tahun 1999. Selanjutnya ia dikenal sebagai salah satu pemikir Islam di Indonesia.
Moeslim Abdurrahman merupakan putra Muhammadiyah yang berfikir terbuka dan sehingga mudah diterima oleh semua kalangan. Bahkan karena kedekekatanya dengan NU, Moeslim digadang-gadang oleh banyak kalangan sebagai tokoh Muhammadi-NU, tidak lain adalah gabungan dari Muhammadiyah dan NU.
Dalam konsep keberagamaan, Moeslim sering dikenal sebagai tokoh yang agamawan yang lebih menekankan praksis dalam beribadah. Seperti menyantuni orang-orang miskin dan tertindas. Bukan gerakan keagamaan yang mementingkan pencitraan dan seremonial belaka. Yang terkenal salah satunya adalah “teologi Al Ma’un” yang mengambil inspirasi bagaimana KH Ahmad Dahlan dulu mengajarkan surat Al Ma’un dalam Al Qur an
Banyak kalangan tentu merasa kehilangan dengan Moeslim Abdurrahman, sosok pemikir dan aktifis yang plural, sederhana, dan inklusif. Begitulah beliau dikenal seperti ide-idenya yang tertuang dalam karya-karyanya, seperti buku Islam Transformatif, Islam sebagai Kritik Sosial, Semarak Islam Semarak Demokrasi, dll. Selamat jalan Kang Moeslim. [Mukhlisin]
baca tulisan lain di: icrp-online.org
Post a Comment